Friday, 25 April 2014

Lights, Red, and Green... (I miss that December)

[Taken from my previous post (Dec 15th, 2013). Menggambarkan kerinduan mendalam akan sebuah momen di bulan Desember]

Lights...
Cahaya kekuningan kecil banyak menerangi seluruh ruangan itu. Ruangan luas penuh dengan kursi merah busa yang menghadap ke stage. Suara berisik obrolan dan langkah kaki ratusan murid berderap, diselingi dengan bunyi dentingan lift setiap beberapa menit sekali. Alunan musik bertempo pelan dimulai, mengisi 10-15 menit proses semua duduk anteng di barisan kelas masing-masing. Those lights... felt different. Lampu kuning, langit-langit putih, dinding kedap suara berwarna biru tua dengan jendela berpenutup kayu setiap sekitar 1 meter. Beberapa AC besar dengan kaca penutup berembun yang disangsangi beberapa shuttlecock, ruangan besar bertribun berisi dengan hampir 1000 manusia tetap terasa dingin. Saat itu Desember, beberapa jendela tidak tertutup kayu penutupnya. Di luar mendung, hampir hujan. Embun.. hanya embun sejuk di benakku saat ini, mengingat Desember itu, ruangan itu, orang-orang itu...

Rok dan celana panjang bahan warna abu kehijauan nyrempet warna telur asin, kemeja putih longgar yang (enaknya) ga usah dimasukin ke rok/celana, ditambah rompi abu-abu bergaris merah membentuk pola kotak-kotak yang dikancingi, pas sekali di badanku. Di pagi mendung berembun basah dengan ruangan luas berAC banyak itu, outfit ini terasa pas. Sampai beberapa jam itu di sekolah aku masih berasa baru selesai mandi, masih segar, tapi rasanya sedikit kedinginan, ditambah faktor sugesti dengan kondisi lingkungan yang seadem itu. Aku selalu berangkat sama Syexi. Dia selalu mengantarku setiap hari, di setiap pagi cerah yang mendung dan basah berembun itu. Setiap pagi kacanya berembun, kalau aku keluar atau buka jendela, kacamataku pun berembun. 45 menit di pagi hari, mendengar radio siaran pagi JakFM sambil kedinginan menggigil memegang erat stir Syexi. She seemed chilled as well, but she always be there for me to hold on with. Desember itu, Syexi selalu membawakanku jas biru dongker berlambang OSIS SMAK 1, sekolahku, almamaterku kini. Yap, jas berbahan dingin nan tebal walaupun hanya karena berfuring, best fabric in such situation.

Red...
Tulisan merah besar sebesar spanduk terlihat jelas di depan mata. Berbagai hiasan merah. Kertas krep, bola-bola merah, topi berujung bola bulu putih. Kertas krep merah... Dipasang menghiasi, menghubungkan jendela-jendela. Pintunya... Ada hiasan... Lagi-lagi merah. Kursi-kursi yang memenuhi ruangan? Merah.
Tapi ngga merah buat baju mereka. Mereka berwarna biru. Aku lupa persis harinya. Kalau senin itu seragam. Hari lain selain kamis dan jumat (kalau ga salah sih tiap rabu) biru muda polos, warna ngademi, seragam sih, tp yaudalah.. lucu, ada kantongnya kanan kiri, sama seperti rompi kami, kantongnya kotak. Yaps, rombongan (kyknya kalo ga kamis/jumat) biru itu berdiri di ambang pintu, di luar ruangan, di dalam ruangan bagian belakang dekat pintu, dan di lift jatah-jatah terakhir. Oh iya, lift itu... bergetar dan bersuara kencang setiap naik melewati lantai 6-7. Kita menuju lantai 8, limit lift? belasan... isi real? 20an, "yang ini unlimited kok, muat muat". Apa yang terjadi? Lantai 5... Lantai 6... "KREEKKK" " AAAARRGGHH!"... Lantai 7... "TENGGG" "Hahhhhh?!" *gigglescontinue*... Lantai 8 "Ting..." What was I thinking jelang lantai 7? "fakk men u've been through this shit million times, besides, 20an, okayyy pretty good hahaa, what'an achievement", yakk aku memang punya rasa bangga tersendiri sama lift berkaca peot-peot ini, yang bikin muka gue lonjong, peot, dan gepeng at the same time tiap kali ngaca. Sedihnya gue uda ninggalin 2 lift berkaca peot itu padahal mereka baru. Pas masih fresh2nya, pak HD sempet nyuru foto2 dulu di dlm lift baru, tapi baru nyadar skrg, itu blm kesampean...

Musik? makin keras... 2 cewe (biasanya) muncul, "Syalom teman-teman!", bikin kaget? iya. We were talking each other pake volume reguler cuman kan seaula did the same fuckin thing jd ya rame bgt. Musik memelan, makin melow. Oiya, musik apa? tepatnya suara keyboard pake sound (kayaknya) grandpiano, melantunkan beberapa lagu rohani dibikin instrumental piano solo dan dibikin selo. Ga lama kok syalom2annya, muncul seseorang naik stage, "Yak pak/bu pendeta, para guru, dan murid yang saya kasihi, saya Yus Insan, mari kita berdoa..." *berdoa* trus nyanyi lagu rohani yang agak semangat kyk Bersorak-sorai Bagi Rajamu, dsb *eaak gue msh inget* I always remember this part. Guru mondar mandir. Tengok-tengok kita nyanyi apa ngga. I never nyanyi. It's forbidden in my religion of view, and I obey it. Tp demi kelancaran dan kebahagiaan bersama, kadang bibir joget-joget sendiri. Welp, yaa kadang emg ikut nyanyi, but I never mention any holly words they use. Fair enough, huh?

Green...
Green? itu di depan... on the stage, mainstreamest thing ever in December. You know it... Christmas Tree :) Lengkap sama hiasan-hiasannya, kado-kado natal boongan berbungkus warna-warni, mengkilap, bikin orang craving to grab one and find out what's inside *yang sayangnya semua orang tau itu cuma kardus kosong*. Ga cuma itu... There's no christmas essential without the red-green duet. Yaps, dimana ada merah, disitu ada hijau, dan sebaliknya. Even di tulisan sebesar spanduk diatas, ada hijau.

As always, in each and every service, pasti ngantuk *maaf*. Kalo ga salah sih pencapaian semasa SMAku salah satunya ya ini, never 100% awake during the services. Pasti ada aja sesi tidurnya. And remember! It was December! Remember the sky outside? Embun pagi? Butiran air bekas hujan semalam? Ditambah dengan *maaf saya memang ga selalu dengerin* khotbah pak/bu pendeta yang kadang memang melow. Bikin mager kalo disuru berdiri...

But I miss that December. Desember dimana ga cuma ada kebaktian pagi gitu yang dilakukan annually, tapi ada juga kebaktian/perayaan natal dimana kita pake baju bebas nuansa merah/hijau. Yang paling aku suka, itu usually held di tengah2 jadwal libur, when uda brp hari ga meet up friends dan bisa ketemu lagi + foto2 di kelas dan dapet makan minum gratis, biasanya sih mekdi/jco. 1 hal rancu yang ga teringat tapi kebayang, yang ada di ruang itu, di bulan Desember, pada perayaan itu, di pagi cerah mendung habis hujan dan berembun...It smells good, something good.


p.s : Idk if I miss highschool, but I miss that December. No offense dan maaf kalo dari sini ketauan gue seenaknya at the services, but I love it though. I love being there. Doesnt mean gue murtad kan? I am a Moslim, I believe and I obey every single terms and condition in it. But being in the part of them, the community, or should I say family *yang ga sepenuhnya kukenal* I feel something, and I love it. Tp semua uda lewat kok, buat siapapun yang ever concern about me joining that family, tenanglah, skrg aku udah tau kok rasanya masuk kelas agama Islam hahaha... I have a new family now, it's different indeed. But I always believe, differences are good.

No comments:

Post a Comment